Dosen Prodi TIP FTP Unud Buktikan Seredele “Nato Versi Bali” yang Kaya Antioksidan

Seredele merupakan makanan terfermentasi berbasis kedelai, khas Gianyar, Bali. Terdapat 4 produsen seredele yaitu Desa Beng, Sukawati, Blahbatuh dan Desa Buruan. Seredele mengandung senyawa isoflavon dan serat yang bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol serta berpotensi sebagai antioksidan. Seredele memiliki kemiripan dengan natto yaitu makanan berbasis kedelai terfermentasi yang ada di Jepang. Hal yang membedakan adalah natto difermentasi menggunakan bakteri, sedangkan seredele difermentasi secara alami. Natto kaya akan senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Belakangan diketahui bahwa penelitian mengenai kandungan senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan pada seredele yang diproduksi oleh produsen di Kabupaten Gianyar belum pernah dilakukan. Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian yaitu Dr. A. A. Made Dewi Anggreni, S.TP., M.Si. dan Dr. I Wayan Arnata, S.TP., M.Si. melakukan penelitian mengenai senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan seredele tersebut.

 

Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa seredele yang diproduksi di Kabupaten Gianyar memiliki kandungan bioaktif seperti vitamin C, vitamin E, beta karoten, dan fenol yang berfungsi sebagai antioksidan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa seredele yang diproduksi di Kabupaten Gianyar memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong ke dalam aktivitas antioksidan kuat.

 

Dr. A. A. Made Dewi Anggreni, S.TP., M.Si. selaku Tim Peneliti juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan cara pembuatan seredele pada masing-masing produsen. Namun, Secara umum proses pembuatan seredele adalah sebagai berikut: kedele mentah di rebus  kemudian difermentasi (± 2hari). Setelah dilakukan fermentasi dilanjutkan dengan pengukusan atau ada pula yang langsung diberikan bumbu (bawang putih, lengkuas, kunyit, cabe rawit, dan garam, beliau juga mengatakan setelah pemberian bumbu, seredele siap untuk dikonsumsi atau dipasarkan, ujarnya.